NaR9Nax9LWVcLGx7LGB6LGJ4NTcsynIkynwdxn1c
Menulis Buku Antologi Dahulu, Menerbitkan Buku Solo Kemudian

Menulis Buku Antologi Dahulu, Menerbitkan Buku Solo Kemudian


 

IRFANIBUKU.COM - Menulis adalah ajang kreativitas dalam menyalurkan sekaligus mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran kita. Meminjam kata pepatah bahwa setiap yang ada dalam pikiran itu perlu diikat agar tidak hilang dan dilupakan, maka dengan menulislah adalah cara terbaik untuk mengikat pikiran dan pengetahuan dengan baik. Seperti kata Imam asy-Syafii: “Ilmu itu bagaikan binatang buruan sedangkan pena adalah pengikatnya. Maka, ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat.”

Kemudian proses menulis menjadi hal yang perlu kita pahami. Dalam dunia kekaryaan terutama kepenulisan, kita sering kali menemukan beragam model, gaya, genre, dan karakteristik buku. Misalnya saja, karya sastra, berupa novel, puisi, cerpen, kemudian tulisan populer seperti opini, esai, artikel, listikel, hingga tulisan-tulisan ilmiah, seperti tesis, disertasi, jurnal dan sebagainya. Biasanya, karya-karya seperti puisi, cerpen, esai, atau artikel bisa diterbitkan dalam buku antologi. Sementara novel dan karya ilmiah seperti disertasi dan tesis lebih tepat diterbitkan menjadi buku solo.

Perbedaan bentuk tersebut dipengaruhi oleh apa tujuan penulisan buku tersebut dan siapa sasaran pembacanya. Tentu dari beragamnya bentuk buku tersebut, setiap satu dengan yang lainnya pasti memiliki kekhasan yang membedakan satu sama lain. Tentu saja, bagaimanapun penulisan dan penyajian buku itu, yang terpenting adalah esensi dan isi dari buku tersebut. “Jangan menilai buku dari covernya,” begitu kata pepatah. Jangan buru-buru menilai sebelum tahu isinya.

Nah, teknis kepenulisan seperti dijelaskan di atas dalam dunia perbukuan disebut dengan istilah buku antologi dan buku solo. Apa kamu sudah mengerti apa perbedaan keduanya? Dan buku seperti apa yang betul-betul bisa dibilang buku solo? Bisakah menjadikan buku antologi sebagai batu loncatan untuk menggarap buku solo? Mari kita bahas.

Apa Sih Pengertian Sebenarnya Buku Antologi dan Buku Solo Itu?


Kita berangkat dari pengertian lebih dulu. Antologi secara harfiah berasal dari bahasa Yunani yang berarti karangan bunga atau sekumpulan bunga. Kemudian, antologi dapat kita diartikan sebagai karya-karya dari sekelompok penulis yang dikumpulkan dan diterbitkan dalam satu buku. Buku antologi sering juga disebut dengan istilah bunga rampai. Jadi, buku antologi ditulis oleh lebih dari satu penulis. Kendati begitu, di luar sana masih ada saja yang menggunakan istilah antologi untuk buku yang ditulis oleh satu penulis.

Lalu apa itu buku solo? Buku solo adalah buku yang ditulis oleh satu penulis saja alias penulis tunggal. Namanya juga solo. Secara istilah bisa kita artikan buku solo sebagai buku yang berisi tulisan yang ditulis oleh seorang penulis dengan kerangka alur tulisan yang runut dari awal hingga akhir, ataupun kumpulan tulisannya. Jadi, buku solo ini bisa bentuknya buku dengan sistematika tertentu, bisa juga berbentuk buku kumpulan tulisan. Bedanya dengan antologi, buku solo dapat berisi kumpulan tulisan dari satu orang saja.

Apa Keuntungannya Menulis Buku Antologi?


Dalam menulis buku antologi kita yang baru-baru saja menjajaki dunia kepenulisan bisa menjadikannya sebagai ajang untuk belajar. Dalam artian, membuat buku antologi memiliki keuntungan tersendiri untuk memulai memproduksi karya demi karya. Sebab, dengan menulis buku antologi memiliki karakteristik yang sifatnya gotong royong dalam menyalurkan kreativitas tersendiri. Selain itu, kita juga sudah tidak perlu lagi menulis berpuluh-puluh hingga ratusan halaman. Cukup dengan menyumbang satu atau dua judul, kita sudah bisa menjadi kontributor dalam buku, yang tentu saja nama dan profil kita akan tercatat sebagai penulis buku tersebut.

Keuntungan lainnya, dalam buku antologi, kita juga dapat menulis tema yang kita kuasai, bergantung ketentuan penyelenggara atau panitia yang menyusun buku tersebut. Jadi, kita dapat menulis benar-benar dari hati dengan memilih tema yang kita sukai. Ditambah lagi, dalam beberapa event menulis antologi, ada penyelenggara yang memberikan penghargaan mulai dari sertifikat, buku gratis, hingga voucer penerbitan dan uang tunai. Ini bisa menambah kebanggan kita apabila karya kita terpilih menjadi yang terbaik.

Dan yang paling penting, kita dapat mempelajari langkah-langkah menulis dan menerbitkan buku, sehingga bisa kita gunakan cara itu untuk mempersiapkan naskah buku solo kita. Punya buku solo pasti menjadi impian setiap penulis, kan? Nah, maka dari itu, jangan malu untuk bergabung dalam buku antologi karena itu akan menjadi rekam jejak karya kita.

Terus, Bagaimana Cara Menulis Buku Solo? Apa Sulit?


Buku solo dapat berupa karya sastra seperti novel, novela, novelet, kumpulan puisi, atau kumpulan cerpen. Selain itu, buku solo juga bisa berupa buku ilmiah, semiilmiah, ataupun populer. Buku solo seperti novel dan karangan ilmiah, karakteristiknya lebih spesifik dengan kerangka alur yang jelas. Biasanya ada sistematika tertentu yang digunakan dalam penyajiannya. Penulisan buku populer pun demikian, ada sistematika tertentu sekalipun gaya bahasa lebih santai.

Untuk menulis buku solo, kita dianjurkan lebih dulu membuat outline atau kerangka buku. Hal ini supaya dalam proses penulisannya bisa lebih terarah dan tidak melenceng dari inti pokok bahasan. Pola kerangka yang digunakan misalnya pola induktif, deduktif, atau abduktif (campuran induktif-deduktif).

Sementara untuk buku solo berisi kumpulan tulisan, tidak terikat oleh sistematika tertentu. Kendati begitu, supaya buku tampak lebih bagus dan enak dibaca, kita dapat membagi tulisan-tulisan kita berdasarkan benang merah topik pembahasannya. Kita dapat membaginya ke dalam beberapa bab yang akan membuat buku tampak seperti buku sistematis, padahal kumpulan tulisan.

Apa Keuntungannya Menulis dan Menerbitkan Buku Solo?


Keuntungan menulis dan menerbitkan buku solo, salah satunya adalah kita dapat memiliki karya utuh yang sepenuhnya dirancang oleh kita sendiri. Meskipun dalam praktiknya, kita dapat juga berkonsultasi dengan editor atau orang lain yang dapat menilai naskah buku kita. Bila menerbitkan buku solo, kita juga dapat belajar bagaimana menyusun kerangka dan menyajikan gagasan dengan lebih terarah.


 

Menulis buku solo tentu saja membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Terkadang kita membutuhkan banyak riset dan berkali-kali melakukan revisi dan mengedit tulisan kita. Sebab buku solo memerlukan cara kerja pikiran yang maksimal. Agar karya yang kita sajikan juga maksimal dan tidak mengecewakan pembaca nantinya.

Namun, di situlah keuntungan sebenarnya. Kita jadi lebih menghargai proses panjang yang telah dilalui selama menulis buku solo, kemudian ketika hasilnya maksimal kita juga akan merasa puas. Begitu pula pembaca, ketika disuguhi buku solo yang dibuat dengan maksimal, pasti akan merasakan hal yang sama. Sebab pada akhirnya buku berkualitas akan jatuh di tangan pembaca yang juga berkualitas. Proses panjang saat menulis buku solo pun akan terbayar.

Menyiapkan Mulai Menulis Buku Solo


Nah, sebelum benar-benar bertekad menulis buku solo, ada baiknya kita memulainya dengan menulis buku antologi. Sambil mengumpulkan ide, semangat, dan rancangan buku yang tepat untuk kita tulis menjadi buku solo. Namun, bila kamu sudah punya banyak karya yang bertebaran di media sosial, blog, catatan harian, atau media lainnya, itu sudah bisa menjadi modal untuk menyusun buku solo. Setidaknya, kamu bisa menerbitkan buku solo berupa kumpulan tulisan tahun ini.

Okeh, buat kamu yang berencana menerbitkan buku tahun ini, Penerbit Irfani bisa memfasilitasi kamu menerbitkan karya. Dengan biaya terjangkau, mulai dari Rp 250.000 saja—bahkan ada paket gratis, kamu dapat mendapat fasilitas seperti editing, layout, ISBN, dan desain cover yang keren. Jangan lewatkan kesempatan ini. Karena Penerbit Irfani sudah menerbitkan puluhan buku, mulai dari antologi, buku solo, penelitian, buku komunitas, dan sebagainya. Kualitas cetak yang baik yang dihadirkan Penerbit Irfani akan menambah kepuasan kamu dan pembaca tentunya. Karena buku dengan hasil cetakan bagus bisa memengaruhi daya baca kita.

DOWNLOAD PRICELIST BIAYA PENERBITAN IRFANI TERBARU, KLIK DI SINI!

1 comment

  1. Anonymous
    Anonymous November 22, 2022 at 6:21 PM

    You’d be forgiven, however you’d be incorrect, for thinking that the sorts of|several varieties of|various kinds of} roulette — European, American, and French — are created the same. The American roulette is different by design, gameplay, and layout from its European or French counterparts, however they do share some similarities. The shaft is the crucial component that provides support to the rotor of the wheel. If the wheel isn’t maintained appropriately, the shaft is most probably to slant or bend, making a bias. What meaning is that the wheel rotor will revolve on a bent angle, 카지노 implying that the ball with land on the decrease facet of the slant.

Formulir Pemesanan via Whatsapp