.png)
IRFANIBUKU.COM – Kabar duka menyeruak siang ini. Sekitar pukul 10.00 pagi, ucapan duka berseliweran di berbagai media dan grup. Kepergian Prof Dr KH Ahmad Syafii Maarif terasa begitu tiba-tiba.
Pada hari yang mulia, Jumat (27/5), pria yang kerap disapa Buya Syafii tersebut mengembuskan napas terakhirnya di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Sebelum menutup mata, Buya dikabarkan sempat dirawat di sana.
Wafatnya Buya Syafii Maarif tentu meninggalkan duka mendalam bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, seluruh warga dan tokoh Muhammadiyah, serta tak kecuali para pencinta tulisan-tulisannya yang sangat bernas, tajam, dan reflektif.
Sebab, Buya Syafii merupakan penulis prolifik yang menghasilkan ratusan esai di kolom-kolom media dan puluhan buku. Tulisan-tulisannya mengulas isu-isu kebangsaan, keindonesiaan, keislaman, sosial, dan sebagainya.
Direktur dan founder Penerbit Irfani, Ahmad Soleh, mengungkapkan kedukaannya atas kabar yang ia rasa sangat tiba-tiba itu. Soleh yang juga merupakan pembaca buku-buku Buya Syafii mengungkapkan, Buya Syafii merupakan guru bangsa, ia pemikir yang tulus dan selalu mengedepankan kemanusiaan dan moralitas.
"Beliau adalah sosok guru bangsa yang tak lelah menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan moralitas. Pemikiran-pemikirannya perihal keindonesiaan, keislaman, dan kemanusiaan begitu mendalam, tajam, jernih, dan sarat perenungan,” kata Soleh, Jumat (27/5).
Dia juga mengaku amat kehilangan sosok Buya Syafii. “Kita kehilangan sekali sosok beliau. Semoga beliau husnul khatimah. Segala amal baik, ilmu, dan keteladanannya menjadi amal jariyah yang tidak terputus. Amiin," ujarnya.