NaR9Nax9LWVcLGx7LGB6LGJ4NTcsynIkynwdxn1c
5 Cara Mudah Menulis Buku yang Berkualitas

5 Cara Mudah Menulis Buku yang Berkualitas


IRFANIBUKU.COM - Bagi setiap penulis, terutama penulis di level pemula, punya karya yang terbit jadi sebuah buku adalah suatu kebahagiaan sekaligus kebanggan. Rasanya seperti baru saja melepas dahaga. Lega dan bahagia. Apalagi, ketika buku yang berhasil diterbitkan mendapat sambutan hangat dari kerabat, saudara, dan para pembaca. Kebahagiaan berlipat pun didapat. Tak peduli berapa keuntungan atau royalti yang didapat, karena yang utama adalah rasa bahagianya itu.

Hal itu jamak sekali dirasakan setiap orang yang punya mimpi menjadi penulis. Tentu saja, kebahagiaan yang begitu besar bisa hadir karena proses menulis buku tidaklah mudah. Menulis buku itu melibatkan semua indera kita. Mulai dari gerak fisik, yang kadang diforsir untuk menulis bahkan sampai begadang, selagi ide mengalir. Sampai gerak nalar dan intuisi, seperti menganalisis, merasa, merangkai kata, dan memikirkan ide dan pesan yang mau disampaikan.

Proses kreatif semacam begitu juga hal yang jamak dilakukan setiap penulis. Akmal Nasery Barsal, novelis yang menulis novel biografi Sang Pencerah (KH Ahmad Dahlan) dan Tadarus Cinta Buya Pujangga (Buya Hamka), misalnya. Akmal melakukan riset, mulai dari telaah dokumen dan pustaka sampai melakukan wawancara untuk menulis novel biografinya. 

Contoh lainnya adalah Andrea Hirata novelis yang menulis novel best seller Laskar Pelangi. Ketika Andrea Hirata menulis, ia juga melakukan riset berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk bahan cerita fiksinya. Hasil kajian dan risetnya ia tulis menjadi novel yang hasilnya luar biasa. Proses menulisnya itu bisa dia selesaikan hanya dalam waktu 14 hari, meski risetnya butuh bertahun-tahun. Sebuah hasil yang tidak khianat terhadap prosesnya.

Kedua penulis di atas punya kebahagiaan yang mungkin kadarnya berbeda satu sama lain. Tapi, proses susah payah mereka terbayar lunas dengan best seller-nya buku yang mereka sajikan. Bahkan, beberapa sudah difilmkan dan diterjemah ke bahasa asing. Sangat hebat bukan? Buku best seller menjadi salah satu ukuran buku tersebut berkualitas.

Ya, semua bermula dari tekad dan menjalani (menikmati) prosesnya. Memang, proses kreatif setiap penulis bisa berbeda-beda. Tapi, kita tidak pernah tahu bakal seperti apa kalau belum pernah memulainya.

Nah, maka dari itu, buat kamu yang mau menulis buku, Irfani punya tips supaya kamu bisa merampungkan naskah bukumu dan menerbitkannya dengan mudah. Tentu saja, dengan kualitas tulisan yang baik dan kadar kebermanfaatan yang tinggi.

1. Tulislah apa pun sesuatu yang kamu sukai

Sesuatu yang kita sukai, akan lebih ringan untuk dikerjakan. Menulis dengan begitu tak akan menjadi beban. Selain Andrea Hirata dan Akmal, banyak penulis yang menuliskan sesuatu yang mereka sukai. Misalnya, cerita ketika berada di suatu tempat, perjalanan, atau sekadar menceritakan kisah-kisah kecil dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tulislah apa yang kamu kuasai

Kalau kamu menulis buku teori, analisis, atau bacaan umum lainnya, pastikan kamu membahas sesuatu yang kamu kuasai. Misalnya, bila kamu menguasai ilmu agama, maka tulislah buku-buku agama. Tulis dengan bahasa dan penjelasan yang mudah dicerna. Bila kamu menguasai isu-isu dan ilmu politik, tulislah tentang hal itu. Jangan ragu, bagikan ilmu dan pengetahuanmu.

3. Tulislah apa yang dibutuhkan pembaca

Menulis cerita fiksi maupun bacaan nonfiksi, akan lebih mudah diterima pembaca ketika kita tahu apa sih yang dibutuhkan oleh pembaca. Atau, sederhananya, kira-kira apa yang kita tulis itu bisa menjawab keresahan pembaca atau tidak? Nah, proses ini kamu butuh pengamatan.

4. Tulislah sesuatu yang tidak mudah basi

Banyak isu viral yang bisa kita manfaatkan untuk jadi bahan tulisan. Tapi, sesuatu yang viral bisa cepat tenggelam. Sebab itulah mesti kita pertimbangkan, kira-kira apa yang kita tulis itu mudah basi atau tidak? Maka kita harus membahas sesuatu yang segar tapi juga awet dan tidak terpaku pada sesuatu yang viral saja.

5. Tulislah sesuatu yang bermanfaat

Menulis cerita itu gampang. Tapi, menyelipkan manfaat dari dalam cerita itu bukan hal yang mudah. Dalam buku nonfiksi mungkin kita bisa dengan lugas menyampaikan pesan dari tulisan kita. Namun, dalam buku fiksi atau cerita rekaan, kita butuh strategi agar bisa mengajarkan sesuatu tanpa menggurui. Hal ini bisa banget kita pelajari dari buku-buku best seller di toko-toko buku. Setiap tulisan itu kita upayakan ada hikmah atau pelajaran untuk pembaca. Bukan hanya omong kosong.

Nah, itulah lima tips menulis buku yang bisa membantu kamu menulis sesuatu karya yang berkualitas. Ingat, setiap karya yang baik akan dibaca oleh orang baik dan menghasilkan suatu kebaikan. Teruslah semangat untuk terus berkarya. Menulis adalah pekerjaan membangun peradaban. Menerbitkan buku adalah jalan mencerahkan peradaban. 

Salam semangat, Penerbit Irfani.

Tulisan ini ditulis oleh tim Penerbit Irfani

Comments

Formulir Pemesanan via Whatsapp